Yang digolongkan sebagai ‘sederhana’ tidak selalu dilihat sebagai sesuatu yang positif ketika berbicara proposisi merek. Namun yang pasti, ‘sederhana’ pasti paling menguntungkan.
Sebuah penelitian terbaru menemukan bahwa sebagian besar konsumen (62%) siap untuk membayar lebih untuk sebuah pengalaman yang sederhana. Sementara 61% akan merekomendasikan merek yang memiliki proposisi jelas yang dapat menghemat waktu mereka.
Salah satu contohnya adalah Aldi yang menawarkan pengalaman belanja langsung yang memenuhi kebutuhan belanja mingguan konsumen – tanpa membingungkan mereka dengan promosi yang kompleks. Hal ini diakui oleh direktur pemasaran Aldi, Adam Zavalis.
Kesederhanaan ini dilakukan melalui strategi komunikasi pemasaran Aldi, yang digambarkan secara sederhana, mudah dan ringan.
Global Brand Simplicity Index 2017 disusun selama bulan Juli 2016 dan didasarkan pada pandangan 14.000 konsumen dari AS, Inggris, Jerman, Swedia, Cina, India, Arab Saudi, UEA dan Jepang yang diminta untuk menilai 857 merek berdasarkan familiaritas dan kesederhanaan komunikasi mereka.
Saingan terdekat Aldi adalah Lidi, diikuti oleh Google, Netflix, dan Ikea. Pendaki tertinggi adalah Amazon, yang naik sembilan tempat untuk mengklaim posisi keenam. Sementara KFC, YouTube, McDonald dan Subway mengisi daftar terbawah.
Sejak tahun 2009, portfolio merek yang sederhana di Global Brand Simplicity Index Top 10 telah mengungguli indeks utama dengan 433%. Merek bersar seperti Apple (44), Instagram (55), Twitter (67), dan Facebook (67) termasuk buruk ketika berbicara mengenai kesederhanaan proposisi merek. Dalam kasus Apple, misi Steve Jobs nampaknya telah perlahan-lahan dilebur dan kehilangan pemahaman konsumen.