Saat ini perkembangan dunia digital memang tengah pesat terutama untuk website. Anda bisa melihat melalui banyaknya orang yang membutuhkan server untuk melayani pengunjung di website mereka. Server yang cukup terkenal adalah Nginx dan Apache.
Pengertian Apache dan Nginx
Di bawah ini definisi dan informasi singkat mengenai kedua web server tersebut :
Apache
Web server yang dikelola oleh Apache Foundation ini dibangun pertama kali pada tahun 1995. Ia merupakan HTTP server yang open source, dimana pengguna bisa memperoleh sourcenya secara cuma-cuma, tapi dengan lisensi tertentu. Popularitas Apache meningkat semenjak ia merambah ke internet di tahun 1996.
Hal itu dikarenakan ia mempunyai dokumentasi yang lengkap dan ditulis dengan baik. Selain itu, ia juga dikenal sebagai web server yang baik untuk menyuguhkan konten-konten dinamis.
Nginx
Nginx merupakan teknologi yang pertama kali dikembangkan pada tahun 2002. Baru dua tahun berikutnya, yakni 2004, ia diperkenalkan kepada publik. Meski lebih muda dari Apache, namun ia membawa berbagai fitur andalan yang tidak kalah menarik.
Nginx sendiri terkenal akan arsitektur asynchronous, events-driven architecture. Ia juga populer dengan impresi lightweight-nya alias lebih ringan dibanding Apache. Di samping itu, ia juga lebih efisien dalam menampilkan konten yang statis.
Perbedaan Nginx dan Apache
Apache sendiri merupakan sebuah web server yang memiliki tanggung jawab kepada request response HTTP dan logging informasi yang dikemas secara detail yang diciptakan pada tahun 1995. Di tahun 2002, muncul web server yag dipercaya sebagai web server terbaik saat ini yakni Nginx. Dipercaya memiliki kinerja yang baik jika dibandingkan dengan Apache.
Lantas apa saja perbandingan dari web server nginx dan Apache tersebut? Berikut ini adalah penjelasan lengkapnya.
- Pada web server Nginx memiliki konsep kerja yang lebih berbeda dengan Apache dimana Apache mengandalkan konsep based on process sedangkan pada Nginx mengandalkan konsep based on event. Apache based on process maksudnya adalah membuat proses dan pekerjaan hanya jika ada permintaan sedangkan Nginx tidak akan memproses suatu pekerjaan meskipun terdapat permintaan baru. Dengan kata lain, Nginx disini merupakan server yang bekerja dalam multitasking.
- Untuk bisa bekerja secara optimal dan baik, Nginx hanya perlu menyediakan RAM dengan kapasitas yang jauh lebih kecil dibandingan dengan Apache yang mana akan membuat proses setiap ada permintaan.
- Apache memiliki sistem pengaturan yang lebih baik jika dibandingkan dengan Nginx karena Apache bisa mencakup pengaturan tingkat lanjut yang akan membuat website anda lebih menarik.
- Dibandingkan dengan Nginx, Apache memiliki masa pengguna yang cukup lama sehingga pada dokumentasi akan lebih banyak.
- Server Apache telah mendukung berbagai macam operasi sistem. Hal ini jauh berbeda dengan Nginx yang belum memiiki kemampuan untuk mendukung sistem operasi seperti IBMI ataupun Open VMS.
Untuk saat ini memang banyak orang yang lebih memilih menggunakan Apache dibandingkan dengan Nginx. Kendati sudah cukup populer, Apache belum mampu menangani kebutuhan akan web server yang memiliki laju lalu lintas yang cukup tinggi. Disisi lain, munculnya web server baru membuat orang-orang beralih menggunakan server terbaru dengan fitur yang lebih menarik seperti Nginx.
Menurut beberapa orang, Nginx memiliki keunggulan tersendiri dibandingkan dengan Apache yakni memiliki kecepatan 50 kali lebih cepat dari Apache. Berikut ini merupakan beberapa alasan mereka yang beralih dari Apache ke Nginx.
Sumber : nginx.com
- Arsitektur dari Nginx
Salah satu kelebihan pertama yang dimiliki oleh Nginx adalah dari kinerja yang ditawarkan itu sendiri. Jika Apache menggunakan sistem kerja prosess based maka Nginx telah menggunakan konsep even-based sehingga memiliki kemampuan untuk menggunakan thread untuk proses permintaan dari pengguna. Hal inilah yang menyebabkan memori Nginx menjadi minimal karena memori yang digunakan lebih ringan sehingga akan menampilkan server yang ringan pula dan jauh akan lebih responsive saat ada pengunjung website. - Performa yang Tangguh
Dibandingan dengan Apache, Nginx memang lebih memiliki kinerja yang jauh lebih baik.Dibandingkan dengan Apache yang akan menghabiskan banyak penyimpanan saat banyaknya thread maka pada Nginx akan menawarkan performa yang ringan karena memori yang terpakai hanya sedikit. - Fitur-fitur yang Menarik
Nginx memiliki fitur yang lebih menarik dibandingkan dengan Apache. Dimana Nginx akan menawarkan berbagai macam fitur yang dibutuhkan oleh pengguna sedangkan pada Apache, dia hanya menyediakan fitur-fitur yang dicari banyak orang sehingga fiturnya cukup terbatas. Fitur-fitur menarik yang terdapat pada Nginx antara lain SSL/TLS support, virtual hosts, static file serving, reserve proxying, compression, URL rewriting, acces controls, custom logging dan masih banyak yang lainnya.
Handle Koneksi
Apache memanfaatkan MPM (Multi-Processing Modules) sebagai handle koneksinya. Sebagaimana yang banyak diketahui developer, MPM sangat fleksibel dalam melakukan tugasnya, sehingga cocok untuk mengatasi koneksi kongruen atau situasi di mana terdapat dua kondisi sama. Contoh, pada bangun ruang ada dua buah kubus yang memiliki ukuran sama besar. Di terminologi server sendiri kongruen didefinisikan sebagai koneksi yang berjalan bersamaan. Tapi, apabila pengguna membludak, performa yang dihasilkan tidak secanggih Nginx.
Sumber : http://www.fmc-modeling.org/category/projects/apache/amp/4_3Multitasking_server.html
Lain dengan Apache, Nginx mampu memahami masalah yang terjadi akibat kongruensi bila user semakin banyak. Sehingga, bisa dikatakan bahwa ia memiliki performa yang lebih unggul terkait hal itu karena seperti yang sudah disebutkan, ia dibekali dengan asynchronus, events-driven serta memiliki kemampuan scaling (penskalaan) lebih baik daripada Apache. Tapi, untuk meng-handle pengguna yang tidak terlalu banyak, Apache lebih direkomendasikan.
Konten Statis dan Dinamis
Saat ini ada dua metode penyajian website, yakni secara statis atau yang dikenal dengan SPA (Single Page Application) dan MPA (Multipage Application). Nginx terkenal dengan kemampuannya menyuguhkan static content. Menurut beberapa sumber, ia mempunyai performa hingga 2,5x lebih cepat ketika menampilkan konten tersebut. Tapi, kemampuannya hanya akan muncul saat Nginx serta Apache memperoleh koneksi kongruen lebih dari 1.000 secara bersamaan.
Sementara dalam konteks dynamic content, keduanya mempunyai performa yang kurang lebih sama. Tapi, sumber lain menyebutkan bahwa Apache sedikit lebih unggul karena mekanisme MPM yang dimilikinya.
Kesimpulannya, jika pengembang situs berfokus untuk menyajikan konten statis, Nginx bisa menjadi solusi. Tapi, apabila aplikasi menyediakan konten dinamis, seperti PHP, Phyton dan sejenisnya, Apache dengan MPM-nya sangat direkomendasikan.
Dimana Menemukan Web Design di Jakarta?
Bagi anda yang saat ini sedang mencari web development untuk membuat penampilan web anda lebih menarik, anda bisa bekerja sama dengan Arfadia yang merupakan web development yang berada di Jakarta Indonesia. Memiliki web designer dan developer yang profesional dengan keahlian seperti web socket, PWA, AMP, teknik design web CSS3, HTML5, SVG, usage of Ajax dan Jquery untuk meningkatkan kualitas website. Membantu anda dalam memiliki website yang ringan, responsive dan selalu mengikuti trend.