Ada banyak hal yang layak untuk ditunggu di tahun 2024, tetapi tak semua perubahan ini buruk. Terutama ketika kita sedang membahas perubahan signifikan dalam pemasaran digital, khususnya dalam dunia pemasaran influencer. Ketika anggaran pemasaran terus menyusut dan merek ditekan untuk mencapai ROI (Return of Investment) yang lebih baik, industri periklanan menemui tantangan besar ke depannya.
Dilansir dari Forbes, Promise Phelon merilis 10 prediksi periklanan di tahun 2024:
#1 Keaslian selalu dipertanyakan
Setelah puluhan tahun digunakan, endorsement pada selebriti akhirnya akan retak dan merek akan kembali menyadari bahwa ketenaran tak berbanding lurus dengan pengaruh keputusan pada pembelian suatu produk.
#2 Agensi yang membangun jejaring dengan influencer akan menang
Agensi yang telah berinvestasi dalam membangun jejaring dengan pemasar berpengaruh sebagai inti bisnisnya akan memenangkan kompetisi di bidang periklanan.
#3 Teknologi oemasaran akan semakin mudah diakses
Dengan sumber daya yang terbatas, brand kecil perlu carayang efisien untuk menjangkau konsumen yang tepat untuk mencuri pangsa pasar dari pesaing yang lebih mapan. Mereka akan mencari solusi yang mengurangi tekanan pada sumber daya manusia mereka tanpa harus membuat anggaran berlebihan, serta mencari ROI sebanyak mungkin dari setiap kampanye dan belanja pemasaran mereka.
#4 Influencer akan terintegrasi dengan teknologi pemasaran
Meningkatnya popularitas pemasar influencer telah menciptakan permintaan untuk efisiensi dan teknologi IM. Pemasar sangat membutuhkan cara untuk melihat lanskap bisnis secara keseluruhan, dan Phelon memprediksikan aka nada integrasi yang cepat antara teknologi influencer dengan sistem bisnis lainnya serta platform intelijen bisnis.
#5 Pemasar influencer akan memasuki B2B
Pemasar B2B yang inovatif akan mengakui bahwa pembeli mereka adalah manusia nyata dan keputusan pembelian yang mereka buat karena tidak mempercayai pesan dari sebuah merek dan memilih untuk mencari tahu sendiri.
#6 Merek akan menghubungkan Offline dan Online
influencer memiliki kekuatan untuk menjembatani kesenjangan antara offline dan online dan pemasar akan memanfaatkan online influencer untuk memicu tindakan offline dari konsumen. Konten spesifik produk dari influencer dapat berfungsi sebagai persuasi point-on-sale kepada konsumen di toko fisik.
#7 Merek akan menyerah untuk mengkontrol konten kreatif
Influencer tidak akan lagi menerima setiap kesempatan yang datang kepada mereka. Mereka akan lebih selektif dengan setiap merek dan menjaga keaslian dalam konten yang mereka buat untuk pengikut mereka. Merek yang terlalu mengatur isi konten kreatif akan diabaikan.
#8 Audiens akan lebih penting ketimbang influencer
Penargetan audiens dalam pemasaran influencer menunjukkan penerapan alami dari strategi pemasaran tradisional. Pemasar harus beralih dari memilih influencer yang menyerupai target konsumen mereka dan beralih untuk membangun kampanye berdasarkan audiens dan data kinerja dari influencer.
#9 Metrik engagement sosial yang tradisional tak lagi berlaku
ROi adalah yang terpenting dari segalanya. Merek-merek besar dan agensi akan bersandar ke pemasaran dengan influencer, sehingga mereka akan perlu untuk mengkonfirmasi bahwa ini benar-benar mempengaruhi bottom line mereka.
#10 Influencer kecil akan mulai dilirik
Kreator konten yang lebih spesifik akan mulai dilirik oleh pemasar. Mereka akan menyadari bahwa ceruk pasar sangat berpotensi dalam membangun percakapan yang otentik, karena seringkali pembuat konten yang telah terkenal, selebritis dan bintang media sosial dapat menciptakan hal ini.